Resume dari Webinar Professional Development 24 Juli 2024
Asep Haerul Gani, narasumber mengusulkan pergeseran ke arah yang lebih fokus pada klien, pendekatan berorientasi solusi dalam psikoterapi dan konseling, menekankan pentingnya memahami arah perubahan yang diinginkan klien dan konteksnya. Narasumber memaparkan konsep terapi singkat, dan pentingnya komunikasi dalam terapi. Terakhir, pentingnya memahami dan beradaptasi dengan gaya komunikasi yang berbeda, terutama dalam hubungan orang tua-anak.
Pergeseran Dari Pendekatan Psikoterapi Lama
Asep membahas kekurangan pendekatan psikoterapi lama dan mengusulkan pergeseran ke arah pendekatan yang lebih berorientasi pada solusi yang berfokus pada klien. Dia menekankan perlunya memahami arah perubahan yang diinginkan klien dan fokus pada keberhasilan dan kemampuan mereka yang terbukti, daripada memikirkan kegagalan masa lalu. Asep juga menyoroti pentingnya mengajukan pertanyaan yang tepat untuk memperoleh informasi ini dan menyarankan perubahan dalam teknik yang digunakan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini.
Mengatasi Generalisasi Masalah dalam Konseling
Asep membahas masalah generalisasi dalam konseling, menekankan pentingnya memahami konteks dan perspektif klien. Dia menggarisbawahi perlunya berpikir kritis untuk menghindari membuat asumsi dan mendorong mengeksplorasi sumber daya dan pengalaman klien. Asep juga menyoroti ketidaknyamanan dan teror yang mungkin dialami beberapa klien dalam konseling karena fokus pada kelemahan mereka dan kebutuhan akan pergeseran dari paradigma model medis ke pendekatan yang lebih efektif. Dia menyarankan agar arahnya perlu dibalik, dengan klien menjadi lebih aktif dan konselor memberikan saran, dan menekankan pentingnya belajar dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk menerapkan perubahan ini.
Paradigma Baru dalam Konseling dan Pembinaan
Asep membahas perlunya paradigma baru di bidang konseling dan coaching, menekankan pentingnya fungsionalisme dan perbaikan diri. Dia menyoroti pentingnya pembinaan singkat dan penerapannya di berbagai bidang, termasuk psikologi dan psikoterapi. Asep juga menekankan perlunya mengembangkan keterampilan dasar, seperti kemampuan mendengarkan aktif dan reflektif, untuk secara efektif melibatkan klien. Dia lebih lanjut membahas perlunya menghormati otonomi klien. Dalam workshop nanti 3 Agustus 2024 akan dibahas lebih rinci.
Pendekatan Brief dan Peran Konselor
Asep memperkenalkan konferensi kasus mendatang yang berfokus pada pendekatan brief. Sebuah metode baru yang beralih dari pendekatan medis dalam metode konvensional. Peserta, Evy menyatakan minatnya untuk mempelajari teknik pertanyaan yang berpusat pada pendekatan brief. Asep menjelaskan peran seorang konselor, menekankan bahwa peran mereka adalah untuk memfasilitasi penemuan diri klien dan perubahan perilaku, daripada memaksakan pandangan atau teknik mereka sendiri. Evy tampaknya memahami dan menerima prinsip-prinsip ini.
Pendekatan dan Implementasi Terapi Singkat
Forum diskusi mengeksplorasi pentingnya komunikasi dalam terapi dan potensi efek negatif dari overfamiliarity. Pendekatan konseling baru yang disebut Brief oleh Asep diperkenalkan. Asep juga berbagi pengalamannya menggunakan pendekatan ini di unit PPA dan manfaatnya, seperti hasil yang lebih cepat untuk klien dan mengurangi risiko trauma sekunder untuk konselor. Soffy, moderator mengusulkan perlunya diskusi lebih lanjut tentang kegiatan tersebut. Asep juga direkomendasi melatih tim PPA di wilayah, mengikuti anggaran dan implementasi potensial di unit PPA, perlindungan perempuan dan anak.
Berfokus pada Tujuan Klien dalam Psikiatri
Asep membahas pentingnya fokus pada tujuan dan kebutuhan klien dalam perawatan kejiwaan. Mereka menekankan bahwa peran psikiater tidak hanya untuk meringankan gejala tetapi juga untuk membantu klien memahami dan mengelola kondisi mereka. Asep menyoroti perlunya pendekatan yang dipersonalisasi, sebagaimana dibuktikan tentang klien dengan gangguan bipolar. Asep berbagi pengalaman pribadinya dengan insomnia dan tingginya biaya pil tidur, menunjukkan bahwa orang dengan insomnia harus mengambil keuntungan dari keadaan yang berguna untuk memanfaatkan situasi mereka. Evy mendengarkan cerita Asep dan tampaknya memahami perspektifnya.
Komunikasi Orang Tua-Anak dan Profesi SKP
Asep membahas pentingnya memahami dan beradaptasi dengan gaya komunikasi yang berbeda, terutama dalam hubungan orang tua-anak. Asep menekankan perlunya orang tua untuk belajar empati dari anak-anak mereka, mengajar anak-anak mereka dengan cara yang benar, dan menghormati perbedaan budaya. Dia menyoroti tantangan mengajar orang tua untuk berkomunikasi secara efektif dengan anak-anak mereka di dunia global. Asep menjelaskan bahwa tes tidak diperlukan dalam pendekatan brief. Namun untuk profesi yang membutuhkan SKP bisa diganti pretes tertulis di gform sebelum mulai terapi atau pendekatan non-tes, misal pertanyaan untuk menentukan anamnesa. Diskusi ini juga menyentuh tentang penggunaan Google Forms untuk penilaian klien sebelum terapi, dan kebutuhan untuk komunikasi bagi konselor serta pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan hubungan orang tua-anak.
