Sebagian besar dari kita pernah berpikir untuk membaca buku, tanda-tanda, musik dan rumus-rumus matematika dan ilmu pengetahuan. Tapi membaca orang, benda, situasi atau hubungan mungkin merupakan ide yang relatif baru. Membaca isyarat perilaku dalam kehidupan tertentu situasi tertentu, bagaimanapun, memberi kita data utama untuk ilmu hubungan antar manusia. Saat kita belajar membaca permainan peran diri kita sendiri dan orang lain, tujuan kita, sikap kita, aspirasi kita, dan pemanasan kita dalam berinteraksi untuk mencapai apa yang yang penting bagi kita akan menjadi lebih konkret.
Demikian konsep interrelation yang dikemukakan Moreno, penggagas Psikodrama.
Di panggung nafas bernama dunia, Drama kehidupan tiap insan bertajuk. Tirai fajar membuka kisah, Matahari saksi, bulan pembisik.
Anak panah waktu melesat tak henti, Menggoreskan luka, menabur bahagia. Tangis bayi memecah sunyi, Sebuah janji, harapan terpahat.
Lagu tawa berkejaran riang, Langkah kaki berlari mengejar mimpi. Pucuk cinta bertunas kembang, Jiwa tersentuh, diraut kasih terukir.
Tapi badai tak pernah lupa singgah, Menyiram duka, meruntuhkan istana. Air mata berlinang, doa terunggah, Kegelapan merayap, jiwa meronta-ronta.
Persimpangan jalan memunculkan tanya, Ke kanan, ke kiri, atau melangkah lurus? Bisikan keraguan berbisik sendu, Nyali menciut, langkah terasa gamang.
Namun, di balik layar duka nan kelam, Fajar baru berjanji menyingsing lagi. Tekad membara, api harapan mekar, Luka sembuh, jiwa bangkit berdiri.
Dalam drama kehidupan, tak ada penonton, Hanya diri sendiri, aktor utama. Dengan tinta air mata dan tawa, Kisah digores, makna dipahatkan.
Di akhir pentas, tirai senja menutup, Tepuk tangan takdir bergemuruh riuh. Cerita selesai, tinta mengering, Tapi di sanubari, kisah terus berbisik.
Maka, hay pemain panggung kehidupan, Jalani peranmu dengan sepenuh hati. Meski drama berliku, penuh onak duri, Tetap tegarlah, jadilah bintang sendiri.
Karena sesungguhnya, Drama kehidupan bukan sekadar pentas, Tapi belajar, bertumbuh, dan menjadi, Makhluk sejati bernama manusia.
Jika sahabat konselor dan psikoterapis menangani klien yang sedang bergumul dengan tantangan emosi, hubungan, atau trauma, cobalah pertimbangkan terapi psikodrama. Melalui pendekatan yang unik dan kreatif, terapi ini dapat membantu individu menemukan jalan menuju pemahaman diri, pemulihan, dan pertumbuhan pribadi.
Workshop Psikodrama di Jakarta
Sabtu & Minggu, 3-4 Februari 2024
pk 09.00-17.00 wib
bit.ly/DaftarPsikodrama-Feb24